Peralatan Mendaki Gunung - NDX AKA MUSIC -->

NDX AKA MUSIC

NDX AKA MUSIC : SATU NDX SEJUTA FAMILIA

Peralatan Mendaki Gunung

loading...
loading...
loading...

Halo. *dikepruk*

Kali ini gue mau ngenalin peralatan manjat gunung atau bahasa gampangnya perkakas naik gunung yang selama ini menemani gue dalam teriknya siang dan dinginnya malam di gunung-gunung yang pernah gue daki.

Please welcome!

TENDA LAFUMA SUMMERTIME ¾ - Panggil dia, FUMA.
Setelah rajin menabung seperti Cindy Cenora mencintai rupiah pada jamannya –eh, anyway, si Cindy Cenora itu sekarang kemana ya?- akhirnya kebeli juga tenda idaman anak bangsa: LAFUMA SUMMERTIME!

Ini tenda yang menaungi gue dari kena badai di Rinjani, kehujanan deras di Semeru, dan kepanasan di Sindoro. Terbukti tangguh sekali! Terlebih, enaknya tenda ini, gampang banget buat di bongkar-pasang. Selain itu, tentu saja, karena gue cinta kekecean, tenda ini sudah pasti super ketjeh! Berkat pengalaman itu, gue akhirnya dengan penuh birahi buat ngumpulin duit dan membelinya. Masalah harga.. emm… emmm.. bisa buat beli beha sekarung! *benerin beha*

First time banget pakai tenda ini…. Waktu naik Cikuray kemarin. Sayangnya, tanah Cikuray lembek dan berair, jadilah si FUMA tersayang kotor syekali…. *nangis*






Nesting Kotak
Dulu, dikala gue masih pertama-tama mendaki, gue pikir yang namanya nesting itu semacam hammock , itu loh jaring-jaring yang dipake buat tidur-tiduran dan dipasang diantara dua pohon. Ternyata itu adalah rantang masak. Buat masak. Ya iyalah. -___-“

Nah, rantang– anu nesting, maksudnya, adalah alat yang simpel sekali buat masak di gunung. Satu set isinya 3 buah. Tapi pas disusun sedemikian rupa sehingga, nesting ini jadi keliatannya cuma satu aja. Praktis dan menghemat space di carrier!



Kompor Anti Badai
Jangan sedih. Bukan cuma tante princess Syahrini aja yang punya bulu mata anti badai. Babang Acen juga punya anti badai… tapi... KOMPOR!

Sebenernya sih, ini kompor yang dibuat khusus buat naik gunung biasa. Tapi.. sudah dimodifikasi sedemikian sehingga supaya bisa meminimalisir api kena angin, jadi masakan bisa lebih cepat matang! Selain itu, cukup aman sih buat masak di dalem tenda. Kayaknya.

Nih, perbedaannya kompor naik gunung biasa sama kompor anti badai:

Kompor biasa
kompor anti badai

Itu tadi gearsterbaru yang eike punya. Eiya, gears kalo ada yang mau minjem (baca: NYEWA) boleh banget loh! Harga cincay lah… #teteup #bisnis

***


Kalo yang sekarang, mari membahas gears yang lainnya:

CARRIER: AVTECH EIGER 65 + 10 liter – Panggil saja dia AVI.
Si AVI ini adalah perkakas pertama yang gue beli waktu beasiswa gue turun beberapa tahun lalu. Iya, iya. Beasiswa malah buat beli alat-alat naik gunung. Jangan bilang-bilang yak! :p

Nah, dari sekian banyak carrier yang ketjeh-ketjeh dan bermerk dari luar negeri sampai luar angkasa, kenapa gue milih si AVI?

Karena murah. #mahasiswakere

Iya, untuk ukuran carrier si AVI ini murah meriah dan bisa diandalkan. Produk lokal sih, tapi sistemnya udah lumayan bagus. Lumayan loh ya. Cuma lumayan. Biarpun begitu, si AVi ini udah kemana-mana ke semua gunung yang udah pernah gue daki!




Sepatu Gunung: Hi Tech V
Si Hi Tech V ini gue beli atas dasar kala itu akan mendaki Rinjani. Mengingat medan menuju puncak Rinjani yang penuh dengan pasir berbisik, mau gak mau gue beli. Padahal, secara nyamannya sih, naik gunung lebih enakan pakai sandal gunung. Lebih praktis!

Soalnya, sepatu gunung itu selain berat, juga bikin jempol kaki sakit banget karena tekanan pas kita turun gunung. Terlebih kalo turunnya sambil lari terus kepleset hingga jatuh bergulung-gulung dan split kayak yang sering gue perbuat.

Tapi, akhir-akhir ini pas cuci mata ke toko-toko outdoor, makin banyak kayaknya sepatu gunung yang lebih pas di kaki dan lebih enteng. Oiya, selain itu, sepatu ini waterproof loh!





Sleeping Bag: Leuser
Sama nasibnya dengan si AVI, sleeping bag ini gue beli dengan uang hasil dari beasiswa yang kemudian membuat gue kesusahan bayar uang kuliah pada saat itu. HAHAHAAHA. #malahbangga

Anyway, ini Sleeping Bag handmade-nya si toko outdoor itu. Biasa, buat #ParaPencariGratisan macam gue ini, pastinja cari yang termurah dengan kualitas terbaik. Nah, kata abang-abang tokonya sih handmade mereka sudah teruji kualitasnya dan laris manis di pasaran. Keren sih pertama kali pakai. Kedua kali pakai…. Sarungnya robek. *nangis*



Jaket Polar: The North Face
Jaket warna biru yang hangatnya ngalah-ngalahin bulu-bulunya werewolf ini gue beli second dari temen gue sesame pendaki. Selain gue suka warnanya, model jaket polar The North face yang ini katanya udah gak produksi lagi di pasaran. Makanya gue beli second aja gak masalah. Tentunya jauh lebih murah! :p

Please, abaikan modelnya

Jaket Wind Breaker + Waterproof: Jack Wolf Skin
Jaket Windbreaker ini gue beli sebelum mendaki Gunung Semeru. Tenang, tenang, ini gak hasil dari 'mencuci' uang beasiswa kok. Berhubung gue udah jadi buruh, seenggaknya gue udah bisa membeli ‘barang mewah’ ini dengan hasil keringat sendiri. 

Kenapa gue bilang barah mewah? Karena harganya mahal. Gue musti puasa jajan berbulan-bulan demi beli ini. :(

Tapi, ya sekali lagi, kalo kata orang jawa bilang rego gowo rupo yang artinya harga membawa bentuk. Maksudnya ya, karena harganya mahal, kualitasnya terjamin. Ini jaket beneran anti badai dan anti air!





Matras
Matras ini biarpun sepele tapi penting banget loh! Minimal kalau belum bisa beli apa-apa ya usahakan beli matras dulu lah. Harganya kurang dari 50k kok! Selain murah, matras juga vital sekali karena buat alas buat di tenda nanti. Dijamin dingin parah kalau gak di alasin!



Gaiter
Pernah merhatiin kaki bagian bawah, persis di atas sepatu para pendaki ndak? Terutama kalau misalnya itu warnanya mencolok, bukan celana, bukan juga kaos kaki. Coba kita liat gambar di bawah ini:


Nah, sepotong kain itulah yang disebut dengan gaiter. Fungsinya, bisa buat menahan gigitan ular atau gigitan binatang lainnya. Fungsi aslinya biar kalo ujan air gak masuk ke bagian dalem sepatu. Fungsi lainnya lagi adalah biar pasir ndak masuk ke dalem sepatu. Fungsi yang tak tersebutkan adalah.... biar ditanya temen-temenya.

Senter Kepala
Sebenernya gak perlu senter kepala juga gapapa sih. Cuma kalau naik gunung, lebih enaknya hands free. Terlebih kalau malam. Jadi, sambil kita mendaki, kita gak bermasalah kalo harus pegangan sana-sini dan tetap mendapatkan cahaya selain cahaya bulan dan cahaya bintang. Kalau pakai cahaya hati ngerinya gak keliatan jalanannya… #krik



Buff
Kain yang melingker di leher gue, yang berwarna orange itu lah yang disebut dengan buff. Selembar kain itu multifungsi banget. Bisa jadi masker, bisa jadi iket kepala, bisa jadi penutup dahi, bisa jadi gelang-gelangan lucu, bisa jadi syal ala ala, bisa jadi penutup mata maupun muka, tapi gak bisa jadi pendamping hidupmu.



Itu dia peralatan naik gunung yang paling standar dan alhamdulillah yah gue udah punya sendiri jadi kagak perlu nyewa-nyewa. Mungkin kalau ada mentemen yang mau nyewa ke gue juga boleeh.. #teteupjualan. Inget nak, semakin lengkap gears atau peralatan manjat yang dipunyai (disewa), semakin safety pendakian kita. 

Segitu aja deh, lelah, ada yang mau nambahin?

Okay. Thanks for reading!

Happy mountaineering!

loading...
CLICK HERE

0 Komentar Peralatan Mendaki Gunung

Post a Comment

Kamu Familia dari mana ?

Back To Top