Gunung Bunder: Tempat Sempurna Glamcamp Kedua - NDX AKA MUSIC -->

NDX AKA MUSIC

NDX AKA MUSIC : SATU NDX SEJUTA FAMILIA

Gunung Bunder: Tempat Sempurna Glamcamp Kedua

loading...
loading...
loading...
By @apriansetiawan
Tunggu.

Masih ada kelanjutan dari judul yang terdengar sangat membahagiakan seperti senyuman selebar tiga jari di foto atas, yaitu: terms and conditions apply. Ditulis pake size huruf 0.5. Pokoknya sekecil mungkin. Sampe yang baca merasa ditipu dulu, pas mau protes eh ada TNC-nya. 

Kan jadi bete.

But yeah.

Gunung Bunder, Bogor, bisa jadi tempat paling sempurna buat melakukan Glamcamp alias Glamorous camp seperti yang pernah gua lakukan sebelumnya di Surya Kencana, jika memiliki:
1. Pohon pinus yang lebih rimbun
2. Nyamuk yang lebih sedikit
3. Udara yang lebih dingin
4. Serta berkurangnya frekuensi nenek-nenek penjaja kopi dan gorengan dingin mondar-mandir sekitar tenda

Waktu pertama kali diajak ke Gunung Bunder buat Glamcamp-an, otak gua langsung flashback ke masa-masa dimana salah seorang anak #JalanPendaki pernah bilang: Gunung Bunder enak sih bang buat bikin acara, tapi ya gitu banyak banget orang pacaran. Pasti lo kesel deh!

Saat itu gua emang pengen gebukin tu anak, kenapa musti kesel coba? 
Apa dia pikir gua bakal sedih hati gara-gara liat orang pacaran? 
Cih, gak lah yaw! 

Gini gini hati aing sekuat baja, meski tak ada pemiliknya. 

*diam-diam sesenggukan*

Since cuaca lagi gak memungkinkan buat manjat gunung ya iya-iya, meski kebayang betapa betenya kalau ketemu pasangan muda-mudi memadu kasih, gua iyain aja ajakan Glamcamp kedua. Lagian, ketemu geng Glamcamp juga membawa kebahagiaan lain yang gak bisa dibandingin.

***

"Lu jadi talent ya, bang?" kata Cinay meyakinkan gua.

Di satu sisi jiwa bintang gua menyeruak. Sisi lain, jiwa pemalu dan pendiam gua menolak dengan keras. Iya, gak percaya kan aslinya gua pemalu dan pendiam? 

"Boleh deh, gapapa." 

Atas nama tuntutan karir dan kali aja tahun depan gua bisa jadi artis sinetron yang bakal ngalahin Raffi Ahmad, gua iyain. Tapi begitu liat kamera depan muka... rasanya gua pengen nutup muka pake gulungan matras aja. Yawla malunya....

For your information, 

Glamcamp kedua ini memang sedikit berbeda dengan yang pertama. Glampcamp pertama, gua masih jadi natural talent, artinya, sama sekali gak ada skrip, arahan gaya, hingga alur cerita. Bener-bener natural dan jadi sebuah karya yang fenomenal (buat kami sendiri, at least).

Dengan kesuksesan yang diakui dunia internasyenel, jadilah geng Glamcamp bener-bener merumuskan matang-matang konsep yang bakal diusung di Glamcamp kedua ini. Seperti yang udah gua bilang, anak-anak muda zaman sekarang bener-bener multitalenta. 

Ada @meizalrossi yang meski gak muda lagi, tapi talentanya gak bisa diragukan. Gak boleh malah. Di Glamcamp kedua, dialah mastermind-nya. Dia yang bikin ide cerita, ngumpulin potongan-potongan mood, bikin storyline, sampai ngesyut dan ngarahin gaya. Our director. Sang pengelana sepi. Soalnya masih sendiri dan selalu sendiri.

....kok jadi tersinggung sendiri ya gua. Kesel.

Ada juga @masbi_ dan @apriansetiawan, duo fotografer sekaligus selebgram ganteng yang digilai cewe-cewe, meski yang satu belum bisa move-on udah ratusan purnama, yang satu cuma berakhir jadi temen masker doang. Sedih gak sih, udah deketin susah payah, pake modal waktu, tenaga, dan uang, cuma diajakin maskeran? 

Tapi mendingan lah daripada cuma dianggap kaka-adean, kan? Wkwk.

Sebuah karya pasti ada seorang produsernya. Anggaplah Glamcamp ini bakal jadi serial yang menyenangkan sekaligus bikin iri hati siapapun yang menontonnya, nah, minta tanggung jawab aja sama @cinaynww. Dia produser sekaligus orang yang paling semangat ngehidupin Glamcamp.

Talent cowo akan terasa hampa kalau gak ada cewenya, maka dari itu, kehadiran gadis manis nan manja sekaligus seorang heartbreaker (meski dia sendiri gak sadar) bernama @dianalst dibutuhkan. Untungnya, ada beberapa cemewew manis lainnya yang mau ikut, @nmilanti dan @ranraniayu

Kami juga punya koki handal bernama @saproolll, yang kalau masak selalu enak meski endingnya dia masuk angin dan sakit dua minggu begitu sampe rumah. Gua rasa ada setan cewe yang ngintilin tuh. 

Pemilik properti (sebut saja mobil) dihiasi lampu cimit-cimit, yang surprisingly bersuara lebih dari emas, bener-bener bikin semarak suasana @galihregiyana@sukmaerlangga@ardhannugraha, dan @japramfr.

Pernah punya temen tongkrongan yang suka nyanyi-nyanyi di pengkolan gang depan rumah kan?

Nah, mereka persis kayak gitu. Bedanya, yang ini kualitas penyanyi beneran, yang biasa di gang kan kualitas penyanyi kamar mandi. Termasuk gua. Playlistnya juga banyak banget! Dari reggae sampe lagu-lagu kekinian lengkap. Nyanyi mulu di depan tenda. Bikin sing along dan adem hati yang mendengarnya.


Buat gua pribadi,

Apapun kondisi Glamcamp selalu punya kenangan yang membekas di hati. Kayak, janjian berangkat jam 5 pagi, ternyata baru terealisasi jam 8an. Bete memang, apalagi angin di meeting point saat itu lagi kencang-kencangnya. Bikin meriang. But it was okay.

Sepanjang jalan diguyur hujan, tapi untungnya pake mobil kan, jadi gak berasa amat. Begitu sampai lokasi ternyata Gunung Bunder lebih semacam kebon di atas ketinggian yang gak tinggi-tinggi amat disertai satu-dua pohon pinus.

Gunung Bunder lebih mirip camping ground ketimbang 'gunung'. Tapi emang camping ground kayaknya. Pada kenyataannya, berbeda kayak pas di Surya Kencana, gua gak perlu nanjak-najak bawa keril kehujanan, ini cukup mobil yang nanjak dikit, cus, langsung sampai di lokasi ngecamp.

Seperti biasa, bukan Glamcamp kalau gak ada tenda segede rumah singgah, meja dan kursi lipat, bendera inggris (yang gua gak ngerti kenapa bisa muncul di sini), hingga panggangan ayam. Properti Glamcamp wajib ada juga gak boleh ketinggalan: lampu cimit-cimit yang dinyalain pake aki imut, makanan melimpah ruah, sampai laybag-sofa portabel ala-ala warna-warni.

Glamcamp memang selalu menawarkan sebuah kemewahan dan kenyamanan luar biasa dari sebuah pendakian gunung weekend getaway.

Setelah seharian ngesyut sana sini, hingga malam sih, akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu tiba. Masak-masak di atas panggangan unyu sambil ngariung di sekitar api unggun. Uwh! Priceless! Gua selalu suka saat ngumpul-sambil-ngemil di Glamcamp. Meleburkan kecanggungan. Membuat yang gak kenal jadi kenal. Bikin perasaan hangat merasuk dalam-dalam ke relung hati. 

Asli, gak ada satu pun moment yang bikin gua ngerasa kangen kantor. Inget cicilan. Maupun inget mantan. Gua betah.  Pake banget. Kecuali asep ngebul dari api unggun yang bikin bubar. Brengsek banget emang itu asep, kalau dihindarin malah ngejar!

Really! I miss that moment, argh!


Gua selalu merasa alive banget berada di Glamcamp. 

Bukan Gunung Bunder-nya, tapi, orang-orangnya yang selalu membuat suasana menjadi sempurna. Karena bersama orang-orang yang tepat, segala gundah akan segera sirna, bukan?

I was soooo into Glamcamp.

Membuat gua selalu sadar bahwa hidup bukan hanya menjalani rutinitas, tapi harus tetap bahagia dan berkarya. Atau berkarya jadi bahagia. Atau bahagia jadi berkarya. Sekarepmu wis!

Udah ah ya, daripada makin penasaran, tonton aja langsung film Glamcamp: The Weekend Getaway. Subscribe dan likes juga jangan lupa. Bye.

Anyway, sampai jumpa di #Glamcamp season 3!

Ps:
Gosipnya bakal dibuka buat umum nich. Ada yang minat ikut?



loading...
CLICK HERE

0 Komentar Gunung Bunder: Tempat Sempurna Glamcamp Kedua

Post a Comment

Kamu Familia dari mana ?

Back To Top