Review Gear: Sepatu Gunung - NDX AKA MUSIC -->

NDX AKA MUSIC

NDX AKA MUSIC : SATU NDX SEJUTA FAMILIA

Review Gear: Sepatu Gunung

loading...
loading...
loading...

Gua tahu,

Di benak kamu semua, pasti kangen banget sama tulisan gua soal gunung-gunungan. Sekangen itu. Iya, kan?

Yah, gua juga sama sih kangen. Tapi semenjak musim hujan yang seolah tiada henti ini, kayak lagi ada Goblin mampir di Indonesia, gua jadi mengurasi intensitas naik gunung.

Iya, gua secemen itu naik gunung di musim ujan gak jelas begini. Alasannya udah gua jabarkan di Tips Mendaki Gunung di Musim Hujan ini. Bukan takut basah, cuma emang gak enak aja naik gunung becek-becek. 

Daripada kamu manyun, mendingan gua bikinin tulisan yang 'sedikit' berguna deh ya. 

Kali ini gua pengen ngereview soal sepatu gunung.

Karena sepatu gunung adalah instrumen paling krusial dalam mendaki gunung. Yea right. Setiap sepatu diciptakan berbeda fungsi. Selain salah kostum, kalau naik gunung pakai sepatu fantovel juga bakal membahayakan diri sendiri. Sama kayak pasangan hidup, mau dipaksain kayak apa juga kalau belum jodoh ya gak bakal jadi.

Gua orangnya gak mau menerka-nerka, jadi gua benar-benar akan review dua sepatu yang telah menemani kehidupan berbangsa dan bernegara dalam kehidupan pendakian selama ini. Next kalau beli yang baru lagi bakalan gua review.

So, ini bukan tulisan berbayar titipan merk tertentu. Tapi murni pendapat gua soal ini sepatu. Tanpa ada paksaan maupun tuntutan.


Hi-TEC V

Pertama kalinya naik gunung, gua gak kebayang musti pakai sepatu khusus. Berhubung punya senior yang ngasi tau, akhirnya gua sisihin sedikit dari uang beasiswa buat beli sepatu merk Hi-TEC V ini. Aslinya gua gak paham lah sama sepatu gunung, terus ada temen yang jualan sepatu ini dengan harga murah. Aslinya seharga 1.5jt rupiah, menjadi hanya 550rb rupiah.

Sebenernya ini sepatu yang cukup kuat dengan fitur yang mumpuni. Sama persis kayak smartphone keluaran terbaru. Anti air, anti bocor, tapi gak gampang meledak. Udah gitu, sepatu ini setinggi mata kaki pula, dapat melindungi kaki dengan maksimal.

Sepatu ini udah menemani gua ke gunung Semeru, ke Rinjani, ke Merbabu, banyak lah.

Tapi sayang, meski punya fitur yang canggih, gua kurang nyaman makenya. Kesalahan yang gua buat saat membeli sepatu ini adalah gua cuma merasa yakin kalau sepatu gunung mustinya satu nomer lebih besar dari ukuran kaki. 

Kenyataannya, bikin kaki gua meradang tiap kali perjalanan turun gunung. Pas dibawa naik sih enak, mantep, tebel, solenya kuat, grip buat pijakannya juga ngegigit. Tapi begitu turun.... jempol kaki gua ikutan zikir saking pegelnya. Kalau kuku gua panjang, bisa-bisa pendarahan dalem. Jadi berwarna biru-gelap kuku gua.

Fitur anti airnya juga amazing. Gak bakal nembus. 

Tapi, waktu gua meninggalkan sepatu ini di luar tenda dan pas ujan. Begitu keluar tenda, sepatu gua udah kayak baskom. Bisa kali air di dalem sepatu buat ngerebus mie instan. Saking antinya, air yang masuk ke sepatu gak bisa merembes keluar. Puncaknya, ini sepatu susah banget kering!

Satu lagi, emang bagus sih sepatu Hi-Tech V ini melindungi hingga mata kaki, tapi bikin pergelangan kaki jadi super pegel. Mana berat banget pas dipake. Mantep tapi berat.

Jadi kesimpulannya, buat yang suka disakiti, silahkan beli sepatu merk Hi-Tech V ini. 

Kalau gua sih, langsung beralih ke.....



MERREL

Gua menemukan sepatu bermerk Merrel ini waktu lagi sale Centro beberapa tahun lalu. Iya, jadi yang bikin mata gua langsung terbelalak dan hati kayak dipanah asmara saat itu juga adalah diskon 50% yang ditawarkan Centro. Dari harga 1,2jt jadi 600rb rupiah kan menggoda sekali.

Gak pikir panjang, langsung gua coba, cucok, langsung bayar.

Unlike Hi-Tech, Merrel yang gua beli gak punya spesifikasi mumpuni. Gak anti air, gak tebel, gak sampai mata kaki tapi nyaman banget dipakai. Gua juga udah mulai pinter milih sepatu. Patokannya bukan satu nomer lebih besar, tapi dicoba. Pas gua beli, gua coba dulu, gua jajal jalan, pake kaos kaki, tanpa kaos kaki, jajal lompat, jajal kayang, jajal split. Begitu yakin enak dan kaki gua cocok, langsung bungkus.

Meski gak anti air, tapi super fast-dry. Keringnya cepet banget!

Kayak cuma diangin-anginin aja bisa kering. Tapi jangan dipanasin depan api unggun ya, gua baru beli banget, dipake ke gunung Argopuro, eh kebakar gara-gara ngeringin depan api. Dasar anak bodoh.

Terus asiknya lagi, karena gak terlalu tebal, jadi waktu dipakai entah kenapa rasanya kaki gua bisa bernapas. Gak terlalu gerah. Lalu gak bikin pegal juga karena gak sampai ke mata kaki. Gua pribadi sih puas banget pake Merrel.

Sayang seribu sayang,

Setelah berjibaku ke sana kemari. Menemani gua hingga ke gunung Agung-Batur, Bali. Akhirnya Merrel gua harus pensiun. Berkat kebakar di Argopuro juga, umur sepatu gunung favorit gua jadi lebih pendek. Gua harus merelakannya pergi.

Awalnya, gua merasa bakal baik-baik aja karena "gampanglah, rusak bisa beli lagi". '

Begitu denger gosip brand Merrel gak masuk lagi ke Indonesia, gua langsung teriak di atas ketinggian; TIDAAKKKKK.


Okay, mari sudahi drama ini.

Tapi, gua cinta banget sama Merrel. Bisakah gua mendapatkan penggantinya lagi?

Rumput bergoyang pun tak bisa menjawabnya.

End.
loading...
CLICK HERE

0 Komentar Review Gear: Sepatu Gunung

Post a Comment

Kamu Familia dari mana ?

Back To Top