Ganteng Ganteng Pendaki Galau: Episode 2 - NDX AKA MUSIC -->

NDX AKA MUSIC

NDX AKA MUSIC : SATU NDX SEJUTA FAMILIA

Ganteng Ganteng Pendaki Galau: Episode 2

loading...
loading...
loading...


sebelumnya, di Ganteng Ganteng Pendaki Galau: Episode 1

Tell me something I need to know
Then take my breath and never let it go
If you just let me invade your space
I'll take this pleasure, take it with the pain


Raina.

Raina menurut gue, sebenernya gak terlalu spesial. Gak cantik-cantik banget. Jelek udah pasti gak. Pas aja lah. Mukanya pipi semua, tembem. Juga putih berseri merona kayak bintang iklan sabun muka. Hidungnya mancung. Alisnya gak dikerok. Giginya dipagerin kawat warna ungu. Tubuhnya gak langsing, tapi gak bisa dibilang gemuk juga. Sekel, itu mungkin kata yang pas. Enak buat dipeluk. Matanya kecoklatan, mungkin karena mengalir darah keturunan Belanda. Paling suka liat rambutnya yang hitam, panjang, dan sedikit ikal itu digerai. Dikuncir kuda juga cantik. Ah, diapa-apain juga cantik. Raina buat gue.... perfect!

Raina. 

Gue gak tau harus menyalahkan siapa karena bertemu dengan lo. Karena di jaman dimana kita langsung mengecek semua notifikasi yang masuk ke hape begitu membuka mata ini, kita dipertemukan. Iya, social media yang mempertemukan kita.

Raina.

Gue masih inget pertama kali akun rainarsjd nge-like foto instagram gue. Kemudian gue kepo balik dan nge-like.... mungkin, hampir semua foto di instagramnya yang sangat artsy dan kekinian sekali. Dan apa yang dia tulis di bio instagramnya... sangat menggoda.

rainarsjd
Raina Rasjid
Taurean Girl | I captured what i like | Wanderer | LINE: rainarara


Raina Rasjid
ADD.

Klik. Gue add id LINE-nya. Dan langsung mencoba membuat percakapan.

Hi.

Semenit. Dua menit. Message gue gak dibalesnya. Gue tinggal boker. Balik dari boker juga belum di balesnya. Boro-boro dibales, di read juga belum!

EH UDAH DI READ!

Semenit. Lima menit. Anjis belum dibales! Deg-degan GILA! Gue tinggal merem aja lah.

tingneng! tingneng!

Akhirnya, ada message LINE masuk. AKKK! DEG-DEGAN!

Raina Rasjid: Rangga?

Syit. Kena demam AADC banget sih ni cewe!

Bukan, gue Candra. Rangga itu gay.

Raina Rasjid: Bangke, lu! Hahahhaah

Hahhaha. Salam kenal ya! Jadi, gue panggil lo apa nih? Rai? Raina? Rara?

Raina Rasjid: Hehehe, Salam kenal Candra, panggil gue Princess aja....

Oke, Princess. Princess badak.

Raina Rasjid: Sialaaaaannnn laaaauuuuuuu!!!


Selanjutnya, mengalir begitu saja.

***

I know your motives and you know mine
The ones that love me, I tend to leave behind
If you know about me and choose to stay
Then take this pleasure and take it with the pain


Raina Rasjid: Om Can, gue udah di Warung Pasta, yaa....

Iyaaa, cabe-cabeannya akuhh <3

Raina Rasjid: Babik. Gue balik. Bye!

Gih!


Sejak pertama chatting sama Raina. Ada suatu rasa yang menyentuh relung hati gue. 'Klop', mungkin itu kata yang tepat buat menggambarkan hubungan yang terjalin antara gue dan Raina. Kami bisa ngobrol banyak hal mulai dari filter Instagram, sticker Line, sampai pelajaran kuliahnya yang membosankan, pekerjaan gue yang menyebalkan, sampai ke makanan kesukaan masing-masing. Sudah 3 minggu lamanya, gue dan Raina ngobrol ngalor ngidul tanpa tatap muka, sampai akhirnya, kami memutuskan untuk 'kopdaran' sambil menikmati salah satu makanan favoritnya, Pasta.

"Eh cabe, udah lama nunggu?" sapa gue kepada seorang cewe cantik di pojokan Warung Pasta. Raina ternyata lebih cantik daripada yang gue lihat di fotonya sehari-hari.

"Ish! Sialan lu, Om!" balasnya sambil tersenyum sangat manis, lalu memukul lembut lengan gue.

Bertemu dengannya dalam kehidupan nyata, ternyata membuat gue semakin yakin, kalau gue beneran udah jatuh hati sama Raina. Keseharian chatting yang isinya lebih sering ceng-cengan ketimbang romantis-romantisan kebawa di dunia nyata. Seperti... kami sudah kenal sangat lama, dan ditakdirkan untuk berdua.

Berdua sama dia, waktu berjalan sangat cepat. Gue bahagia. Lebih dari yang gue bayangkan!

"Kabari kalau udah sampe ya, Can. Thank you udah anterin gue pulang. Eheheh..."
"My pleasure, Princess!"

Di jalan pulang yang gue pikirin cuma kapan bisa ketemu Raina lagi. Asli, dia beneran bikin gue kesengsem banget.

Gue dah sampe kosan, Ra. Lo lagi apa?

Raina Rasjid: Baru kelar mandi, Om. Mandi gih, bau apek lo.

Gue wangi sejak lahir woooo. Eh, kenapa gue jadi kepikiran lo terus ya?

Raina Rasjid: ....jangan Can, lo jangan baper ke gue ya, Please?

Baper? Apaan tuh?

Raina Rasjid: Kebawa Perasaan. Elah, norak lu!

Hah? Alay lu!
Emang ngapa?

Raina Rasjid: Gue udah punya pacar...

JDDDDDDEEERRRR!!!!

***


So what would I do if I can't figure it out?
You got to try, try, try again
So what would I do if I can't figure it out?
I'm gonna leave, leave, leave again

Ditambah hari ini, udah kesekian kalinya gue bertemu dengan Raina. Diam-diam di belakangnya Willy, pacar kesayangannya. Gue tau ini gak adil buat Willy, tapi, gue punya perasaan yang udah semakin dalam buat cewe sialan ini. Sementara Raina.....

"Lain kali, lo musti bawa gue ke Rinjani. Katanya bagus banget!" ucap Raina dengan rambutnya yang tergerai tertiup angin. Sambil ngos-ngosan di perjalanan kami menuju Kawah Ratu, Gunung Salak.

Ra, kenapa musti lo udah punya pacar sih???

"Bisa aja. Seneng gak lo, akhirnya naik gunung sama gue?"

"Capek! Tapi seneng sih hehehe.... Ini masih jauh, Kawah Ratu-nya?" katanya sambil tersenyum. Senyuman maut yang gak bisa dipungkiri, selalu membuat gue meleleh.

"Deket lagi tapi nganu..... bisa gak lo jangan senyum kayak gitu? Lo tau sendiri kan gue....."

"Ngapa?" lalu dia tersenyum lagi. Dengan sengaja.

"Sumpah ya ngana....." gue loncat, mengacak-acak rambutnya, dan segera berlari menjauhinya sambil ketawa-tawa. Membuatnya terdiam kesal.

"Babik luuuuu!!!!!"

***

......Ra, gue sayang sama lo.

Raina Rasjid: Gue tau. Tapi lo tau sendiri lah gue gimana.

Tapi gue mau nungguin sampai lo putus dari Willy.

Raina Rasjid: Yakalo gue putus cepet, kalo gue pacaran sama dia setahun dua tahun. Lo gak kasian sama hati lo?

Lo sendiri, gak kasian sama gue?

Raina Rasjid: Gak mau cari gebetan lain?

Kalau lo putus dari Willy, lo mau sama gue kan?

Raina Rasjid: belum tau. Tapi kemungkinan besar sih mau, tapi... ah gak tau ah! Gak mau bahas! Pusing pala berbih, mau tidur. Bye!

Ra.......

***
Almost, almost is never enough
So close to being in love
If I would have known that you wanted me
The way I wanted you
Then maybe we wouldn't be two worlds apart
But right here in each other's arms

Pernah kebayang gak, gimana rasanya suka sama orang, udah bisa dibilang sayang banget, dianya juga udah keliatan sayang sama lo, tapi... dia udah punya pacar. Rasanya, gue gak tau lagi mau apa. Sejak kenal Raina, cahaya kehidupan gue perlahan meredup. Selain galau, gak ada lagi yang bisa gue lakuin. Makan rasanya hambar. Mau nangis ngeri dibilang gak macho. Mau mandi males. Eeque tak enak... ya sejak kapan juga sih eeque rasanya enak. Yang paling bikin mual adalah.....

Raina Rasjid: Gue udah mau ketemu Willy. Lo jangan chat lagi.


Setiap kali gue dapet notifikasi yang sama dari Raina soal ini. Every single time. Perut gue mual, jantung gue lemah, rasanya kayak gak sengaja nelen muntahan orang pas naik kora-kora. Lemah abang, dek. Lemah!

Tapi, akal sehat gue gak juga mau bekerja. Otak gue masih belum mampu mencerna kata 'selingkuhan'. Hati gue mencoba terus denial dari sebuah status 'orang ketiga' yang udah jelas-jelas gue sandang. Ya Tuhan, ngapa percintaan gue gini amat ya?

Raina Rasjid: !!!! 

Apa?

Raina Rasjid: Willy tau kita jalan berdua ke Kawah Ratu. Gue pusing!

HAAAAHHHH????

***

Bersambung ke GGPG 3

***

Disclaimer:

Seperti yang ada di sinetron-sinetron, cerita ini hanyalah fiktif belaka. Apabila ada kesamaan nama tokoh, lokasi, dan jalan cerita yang banyak dramanya, tentu aja karena disengaja. Apabila ada kejadian yang dirasa sama, jangan tersinggung, bukan berarti saya sedang nyinyirin anda, bisa jadi nasib kita sama.

Tengs.
loading...
CLICK HERE

0 Komentar Ganteng Ganteng Pendaki Galau: Episode 2

Post a Comment

Kamu Familia dari mana ?

Back To Top